Scrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text Generator

Jumaat, 17 Julai 2009

Keberanian Umar

Keberanian Umar

Peristiwa yang menarik perhatian kafir Quraisy Makkah ialah apabila Saidina Umar Al-Khattab mengambil langkah untuk berhijrah secara terang-terangan, berbeza dengan pendirian para sahabat yang lain yang terpaksa berhijrah secara rahsia.

Umar Al-Khattab terkenal sebagai seorang yang berani semasa kafir dan bertambah berani sesudah beriman. Pada detik-detik terakhir sebelum meninggalkan kota Makkah untuk berhijrah ke Madinah, Saidina Ali r.a. yang menyaksikan peristiwa tersebut, meriwayatkan: Setelah saidina Umar membuat keputusan untuk berhijrah, beliau mengambil sebilah pedang disandang di sisi pinggangnya, kemudian dicapainya busar panah lalu disangkut dibahunya, sebatang anak panah tergenggam ditangannya dan melangkahkan kaki menuju ke Kaa'bah. Ketika itu tokoh-tokoh Quraisy sedang bersantai di sisi Ka'abah menyaksikan kehadiran Umar.

Conditions of Hijab










Jannah !!!

When Mu'min will enter into Jannah, it will be announced

1. You will remain healthy forever, disease will never come.
2. You will remain alive for ever, death will never come.
3. You will remain in bounties which will never be finished.

Jannat is made with

Bricks of Gold and Silver.
Its cement is of perfumed Musk.
Its chips are pearls and Yaqoot.
Its sand is Zafraan.

Read this Magic - ALLAH the all Mighty

Check this out, very interesting findings of Dr. Tariq Al Swaidan might grasp your attention:

Dr.Tarig Al Swaidan discovered some verses in the Holy Qur'an that mention one thing is equal to another, i.e. men are equal to women. Although this makes sense grammatically, the astonishing fact is that the number of times the
word man appears in the Qur'an is 24 and number of times the word woman
appears is also 24, therefore not only is this phrase correct in the grammatical sense but also true mathematically, i.e. 24 = 24.

Khamis, 16 Julai 2009

Tatapan Penuh Kasih



Tatapan Penuh Kasih
www.weluvislam.com


Pernahkah anda menatap wajah orang-orang terdekat dengan anda ketika ia sedang tidur? Kalau belum, cubalah sekali sahaja menatap wajah-wajah ketenangan mereka ketika sedang tidur. Ketika itu yang kelihatan adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Choosing Friends


Choosing Your Friends

www.weluvislam.com


Humans have always been social creatures and in need of friends and companions. A good part of our lives is spent in interaction with others. For Muslims like us who are living in a society where we are clearly a minority, the issue of choosing the right companions is essential for preserving our Deen. Befriending righteous and virtuous Muslims is a necessary means for staying on the Straight Path.

In an authentic Hadith, the Prophet Muhammad (peace be upon him) said: "A person is likely to follow the faith of his friend, so look whom you befriend." [reported by Abu Dawood & Tirmidhee]. Mixing with followers of any way other than that of the Guidance results in a change in one's behaviour, morals and conduct.

If we accompany such friends, then we inherit their habits, behaviour and perhaps even their religion. Such a Muslim would find himself in a situation where he is willing to hide his or her Islam in front of those who despise it (those whom he considers as friends) and to separate from the believers. When this situation occurs, a point is reached when there is a very slight difference between the Muslim and his wrong-doing companion. Many times a Muslim is encouraged by his friends to do evil and to forget his duties.

The result is that Muslims themselves are often ashamed to leave them to perform prayer, their friends thus causing them to clearly deviate from the Right Path. Instead of making friends with the misguided ones we should befriend the righteous but still treat everyone else in a gracious and just manner.

In another Hadith, Prophet Muhammad (peace be upon him) said: "The example of a good companion and a bad companion is like that of the seller of musk, and the one who blows the blacksmith's bellows (respectively). So as for the seller of musk then either he will grant you some, or you buy some from him, or at least you enjoy a pleasant smell from him. As for the one who blows the blacksmith's bellows then either he will burn your clothes or you will get an offensive smell from him." [Bukhari & Muslim]

In his commentary of this Hadith, Imam an-Nawawi said that the Prophet (peace be upon him) compared a good companion to a seller of musk and spoke of the virtue of having companions who are good, who have noble manners, piety, knowledge and good culture. Such are those who grant us from their virtue. And he (peace be upon him) forbade us to sit with those who do evil, commit a lot of sins and other bad deeds, as well as with innovators, backbiters, and so forth.

Another scholar said: "Keeping good company with the pious results in attainment of beneficial knowledge, noble manners and righteous actions, where as keeping company with the wicked prevents all of that." Allah the Exalted says in the Qur'an: "And (remember) the Day when the wrong-doer will bite his hands and say: Woe to me! Would that I had taken a path with the Messenger. Woe to me! If only I had not taken so- and-so as a friend! He has led me astray from this Reminder (the Qur'an) after it had come to me." [25:27-29]. He also says: "Friends on that Day will be enemies one to another, except al-Muttaqoon (i.e. those who have Taqwah)." [43:67] In two authentic narrations of the Prophet (peace be upon him) we were commanded to keep company with a believer only, and told that a person will be with those he loves.

So,if we love and associate ourselves with those who are misguided, we should fear for our fate. The wise person is the one who prepares himself for the Hereafter, not the one who neglects his faith and falls into the trap of Satan who tells him that he will be forgiven and that he can do whatever he wishes. If we truly believe that the best speech is the Speech of Allah and that the best guidance is the guidance of Prophet Muhammad (peace be upon him), we should act in accordance with them, lest we build a proof against ourselves.

From another perspective, a “believer is the mirror of his brother,” and if he sees any faults in the other believer, he draws his attention to it in an acceptable manner, helps him to give it up and to wipe away any evil that he may have. We ask Allah to make us of the righteous ones and give us companions who will take us away from His wrath and lead us to His pleasure and Paradise.

Kenapa Mereka Memusuhi Hijab?

Kenapa Mereka Memusuhi Hijab?

www.weluvislam.com






Kematian Marwah Al-Sharbini di tangan pemuda Rusia yang amat membenci Islam bukanlah sesuatu yang baru. Beliau dibunuh hanya kerana beliau seorang Muslimah yang tegar memakai pakaian yang menutup aurat. Ini hanyalah satu ulangan kepada rentetan peristiwa anti hijab yang berlaku di seluruh dunia. Selepas kejatuhan empayar Uthmaniyah, di antara satu penyebabnya ialah konspirasi Mustafa Kamal at-Tartuk, antara perubahan yang dibawa bagi menghapuskan nilai hidup Islam di kalangan masyarakat Islam Turki ialah pengharaman tudung.

Kenapa mereka terlalu takut dengan sehelai kain yang menutupi rambut wanita Islam? Ia adalah satu perkara yang menghairankan. Akan tetapi seandainya kita menyelusuri sejarah penutupan aurat, nescaya kita akan menemui jawapannya. Aisyah radiallahu ‘anha berkata: “Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin yang pertama. Tatkala turunnya perintah Allah (di dalam surah an-Nur:31 yang bermaksud: Dan hendaklah mereka melabuhkan tudung mereka hingga menutupi dada..), maka mereka terus mengoyak kain-kain mereka dan bertudung dengannya”. (Sahih al-Bukhari)


Berdasarkan penjelasan Aisyah radiallahu ‘anha, kita mendapati bahawa ketika turunnya ayat menyuruh wanita Islam menutup aurat, tanpa banyak alasan dan soalan, terus para sahabat menuruti arahan tersebut. Ini menunjukkan kekuatan iman mereka. Kekuatan iman inilah yang menjadi punca kejayaan para sahabat radiallahu ‘anhum. Mereka patuh dan taat kepada segala suruhan dan larangan Allah Tabaraka Wa Taala. Kekuatan inilah yang dicemburui oleh para musuh-musuh Islam. Mereka tahu bahawa kekuatan umat Islam ada pada keimanan mereka, lalu untuk memusnahkan umat Islam mestilah dimulai dengan memusnahkan keimanan mereka.

Umat Islam sering lupa bahawa segala aspek kehidupan mereka di dunia ini, tidak kiralah di dalam ibadah khusus kepada Allah seperti solat, puasa, zikir mahupun kehidupan dunia seperti belajar, berniaga dan lain-lain. Kesemuanya berpaksikan kepada dua kalimah syahadah yang sering kita baca yang bermaksud “Aku bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi Nabi Muhammad pesuruh Allah”. Oleh kerana itu, pemakaian menutup aurat juga tidak terlepas daripada kaitannya dengan syahadah kita kepada Allah.

Pakaian yang menutup aurat merupakan lambang ketaatan kita kepada Allah dan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Apa yang aku larang hendaklah kamu hindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kamu laksanakan semampu kalian” (Muttafaq ‘Alaih). Arahan menutup aurat telah jelas termaktub di dalam al-Quran dan hadis yang sahih. Memakainya adalah satu bentuk ketaatan, manakala menanggalkannya pula adalah satu bentuk maksiat kepada Allah dan derhaka kepada rasulNya.

Allah Tabaraka Wa Taala berfirman: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka menghulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali,oleh kerana itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Ahzab:59)“

Di dalam ayat di atas, Allah Tabaraka Wa Taala secara jelas menerangkan di antara objektif pensyariatan hukum menutup aurat adalah supaya orang beriman lebih mudah dikenali. Dengan memakai pakaian menutup aurat, kita dapat membezakan antara individu yang beriman dengan individu yang tidak beriman. Membezakan diri daripada orang bukan Islam adalah salah satu tuntutan aqidah Islam. Ia termaktub di dalam konsep al-Wala’ (kesetiaan) dan al-Bara’ (berlepas diri). Konsep al-Bara’ yang menuntut agar kita berlepas diri daripada segala bentuk kekufuran, membenci orang-orang yang kufur serta menjauhi daripada menyerupai identiti mereka.

Umat Islam seolah-olah melupai tuntutan ini. Pemakaian menutup aurat hanya dilihat sebagai satu hukum hakam feqh yang kecil. Ia dilihat sebagai salah satu perkara cabang yang hanya dipandang enteng. Akan tetapi kita melihat sebaliknya berlaku di kalangan musuh-musuh Islam. Mereka seolah-olah memahami betapa pentingnya konsep al-Wala’ dan al-Bara’ di dalam Islam, lalu mereka cuba melemahkan benteng yang utuh ini. Mereka mahu umat Islam tidak lagi berbeza dengan mereka. Apabila berada di jalanan, kita tidak lagi dapat membezakan siapakah yang Islam, dan siapakah yang bukan Islam.

Salah satu perkara yang mereka serang bagi melemahkan al-Wala’ dan al-Bara’ ialah melalui pakaian. Serangan ini dilakukan dalam pelbagai bentuk, sama ada melalui perundangan yang menyekat hak-hak wanita Islam yang menutup aurat, mahupun melalui propaganda media massa. Serangan kedua inilah yang paling merbahaya. Ia merebak hatta di negara kita. Kempen-kempen kebebasan ditonjolkan di kaca televisyen sama ada melalui drama, telenovela mahupun iklan-iklan syampu yang cuba menonjolkan keayuan perempuan yang membuka aurat. Pemakaian menutup aurat digambarkan sebagai satu undang-undang yang kolot dan menyekat hak asasi manusia. Mereka lupa bahawa tindakan mereka menghalang wanita Islam menutup aurat juga bertentangan dengan hak asasi manusia.

Musuh Islam tidak pernah berputus asa. Tidak semua umat Islam dapat mereka pengaruhi untuk membuka aurat dan membenci hukum menutup aurat. Bagi mereka yang menutup aurat pula, mereka dikelirukan di dalam isu purdah. Kekeliruan yang muncul ini hingga menyebabkan segelintir umat Islam memandang wanita Islam yang memilih menutup wajah mereka daripada pandangan bukan mahram sebagai sekelompok manusia yang ekstrim dan melampau di dalam mengamalkan ajaran Islam.

Umat Islam seolah-olah lupa itulah pakaian isteri Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam. Para sarjana Islam berbeza pendapat di dalam isu wajah aurat atau tidak. Ia telah dijelaskan secara terperinci oleh Shaikh Muhammad Nasiruddin al-Albani di dalam kitab beliau Jilbab al-Mar’ah al-Muslimah. Beliau berpegang bahawa wajah bukan aurat. Manakala untuk membaca hujah sarjana yang mewajibkan pula, bole dilihat di dalam kitab Risalah Al-Hijab susunan Shaikh Muhammad bin Shalih al-Uthaimin. Tidak kiralah sama ada kita berpegang wajah aurat atau tidak, wajib atau tidak menutup wajah. Kita hendaklah menerima hakikat bahawa pemakaian purdah menutup wajah adalah antara salah satu perkara yang disyariatkan di dalam Islam.

Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin menyatakan: “Wanita yang memakai purdah berpegang dengan pendapat golongan ulama yang mewajibkannya. Ini adalah hak mereka. Selagi mereka berkeyakinan pendapat yang menyatakan ianya wajib itu kuat, maka mereka wajib memakainya. Ini kerana seseorang itu berpegang kepada apa yang dia yakin. Seseorang individu tidak wajib mengikut mazhab orang ramai, tetapi hendaklah mengikuti apa yang dia faham dan yakin yang berpandukan perbahasan-perbahasan para imam ahli sunnah wal jama`ah.”

Umat Islam hendaklah sedar, serangan yang ditujukan kepada tudung dan purdah adalah salah satu cara untuk menghancurkan identiti Islam. Adalah amat malang apabila segelintir wanita Islam masih degil daripada menutup aurat walaupun tiada siapa yang akan membunuhnya seandainya dia menutup aurat di Malaysia. Mendukacitakan lagi, apabila pemakaian purdah di Malaysia masih dipandang sebagai sesuatu yang taboo dan di sesetengah tempat, pemakai purdah dinafikan hak untuk bekerja dan belajar. Semoga darah yang mengalir dari tubuh Marwa al-Sharbini akan membangkitkan umat Islam daripada tidurnya.

What's our excuse?